Kerangka Kerja Scrum untuk Perkembangan HRD

Posted by

Kerangka-kerja-scrum-untuk-perkembangan-HRD

Perusahaan membutuhkan talenta-talenta yang siap beradaptasi menghadapi perubahan dan bergerak tangkas melakukan inovasi. Bagaimana metodologi Agile dan kerangka kerja Scrum dapat membantu hal ini.

Sumber daya manusia mempunyai peran mendasar dalam adopsi budaya perubahan karena mereka memiliki posisi dan kemampuan unik untuk merancang struktur organisasi baru yang adaptif, bergerak optimal lewat komunikasi dan kolaborasi di dalam dan antar tim. Departemen HRD membantu memfasilitasi dan mendefinisikan setiap peran dalam organisasi, membentuk agile leadership, membantu tim untuk bisa bertindak secara mandiri dan mendukung perkembangan tim dalam perusahaan.

Perusahaan membutuhkan talenta-talenta yang siap beradaptasi menghadapi perubahan dan bergerak tangkas melakukan inovasi. Diperlukan komitmen dan budaya belajar yang kuat dalam suatu organisasi untuk terus berkembang dan berinovasi. Bagaimana metodologi Agile dan kerangka kerja Scrum dapat membantu hal ini.

Scrum adalah metodologi Agile yang populer di dunia Teknologi Informasi. Metodologi ini dinilai mampu untuk tanggap terhadap perubahan dan mampu berhasil dalam perkembangan teknologi yang dinamis. Agile berarti tangkas, dan Scrum sebagai kerangka kerja yang paling umum, mulai digunakan secara efektif untuk mengelola sumber daya manusia atau Human Resource Department (HRD). Staf HRD yang bekerja secara individual dituntut untuk bekerja sebagai sebuah tim karena semakin banyak perusahaan yang mengatur pekerjaan mereka berdasarkan proyek.

Istilah Scrum berarti berkumpul bersama anggota tim, maka penting bagi seluruh staf HRD untuk bekerja sama sebagai satu unit yang kohesif. Artinya, dalam proses perekrutan hingga pelatihan dan pengembangan, kerangka kerja Scrum mengubah cara bekerja, meningkatkan pola komunikasi dan keterlibatan karyawan. Manfaat Scrum untuk perkembangan HRD ujungnya akan meningkatkan inovasi dan membuat perusahaan lebih tangkas menyikapi perubahan.

Baca juga :  Kartu Prakerja Membuat Pentingnya Reskilling dan Upskilling Tumbuh Menjadi Kesadaran Bersama

Tim merancang, mengeksekusi, dan merevisi pekerjaan dengan sikap kebersamaan yang kuat difasilitasi oleh Scrum Master sebagai pemimpin. Tim juga dapat mengukur kemajuan kerja masing-masing, cermat mengidentifikasi tantangan, menilai kepemimpinan, menilai rekan kerja, menghasilkan bermacam-macam ide, serta sangat tangkas dalam arti bahwa mereka dapat dengan cepat beradaptasi dengan informasi baru ketika dibutuhkan.

Dalam Scrum Team, seorang atau lebih staf HRD dapat bergabung dengan tim divisi lain, bekerja lintas-fungsi untuk sebuah tujuan yang didokumentasikan dalam User Stories, lalu disetujui dan dimasukkan ke dalam apa yang disebut dengan data Product Backlog sebagai dokumen master yang memandu tim dalam proyek tersebut. Tim kemudian bekerja untuk menyelesaikan tugas di event tertentu yang waktunya dibatasi,  disebut dengan Sprint. Lalu untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, tim Scrum mengadakan rapat rutin yang singkat atau Daily Scrum.

Selain bekerja sebagai tim, metode penilaian kinerja HRD juga berubah dari tahunan menjadi evaluasi rutin, yang dapat dilakukan setelah atau bahkan di tengah sebuah proyek. Tujuannya adalah untuk memberikan feedback instan yang konstruktif, sehingga memungkinkan karyawan menjadi lebih gesit dalam bekerja dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Reward atau bonus kompensasi juga dapat diberikan langsung setelah selesainya proyek atau pekerjaan. Di beberapa perusahaan, kompensasi juga digunakan sebagai instrumen untuk mendorong pembelajaran dan saling berbagi pengetahuan. Karyawan akan diberi imbalan untuk feedback konstruktif yang jujur. **