Darimana manajemen memulai meningkatkan kinerja dan motivasi kerja, apakah berdampak pada orientasi karyawan, hubungan antara karyawan dengan pimpinan, hasil pekerjaan dan kepuasan kerja?
Karyawan merupakan aset utama dalam perusahaan. Meskipun perkembangan teknologi saat ini dapat menciptakan mesin yang mampu mengganti tugas dan tenaga manusia, namun sumber daya manusia tetap menjadi penggerak inti dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, karyawan harus mempunyai standar yang baik secara kualitas maupun kuantitas untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
Faktor kompetensi dan faktor motivasi kerja akan memengaruhi kinerja karyawan. Jika dielaborasi lagi lebih mendalam, kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh beragam faktor seperti orientasi karyawan, hubungan antara karyawan dengan pimpinan, hasil pekerjaan dan kepuasan kerja. Lalu darimana manajemen memulai, bagaimana cara meningkatkan kinerja karyawan, bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja? Apakah berdampak pada orientasi karyawan, hubungan antara karyawan dengan pimpinan, hasil pekerjaan dan kepuasan kerja? Berikut ini ulasan tentang korelasi program pelatihan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan
Banyak jenis pelatihan yang dapat diberikan untuk dapat mendorong kinerja yang lebih baik. Apalagi untuk karyawan muda dimana masih banyak membutuhkan tambahan keahlian dan wawasan terkait bidang bisnis perusahaan secara lebih luas. Usia muda mampu lebih cepat menangkap materi pelatihan yang diberikan. Pelatihan akan memberi karyawan kemampuan orientasi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan lebih baik, serta menambah kepercayaan diri dan meningkatkan persepsi positif terhadap perusahaan dan program pelatihan.
Setiap peningkatan persepsi terhadap perusahaan dan program pelatihan akan membuat kinerja karyawan juga meningkat, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan perilaku karyawan. Artinya dari program pelatihan, karyawan dan manajemen perusahaan akan memperoleh manfaat yang positif. Maka perencanaan dan kualitas sebuah program pelatihan sangat penting diperhatikan, karena akan menghasilkan peningkatan kinerja menyeluruh bagi karyawan maupun bagi organisasi.
Sebaliknya, jika seorang karyawan tidak berkinerja baik maka organisasi perlu mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi faktor yang perlu diperbaiki, apakah ada kebutuhan pelatihan atau kurangnya kemampuan karyawan untuk melakukan tugas. Organisasi harus memotivasi karyawan mereka untuk memiliki kinerja terbaik atau untuk mencapai tujuan organisasi. Jika motivasi kerja meningkat, kinerja individu diharapkan meningkat, sehingga produktivitas organisasi juga akan meningkat.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan kinerja. Hal ini terjadi karena para karyawan memiliki banyak energi untuk menyemangati diri di tempat kerja sehingga kinerja karyawan dapat meningkat dan karyawan dapat mengatasi hal-hal sulit yang dihadapi dalam pekerjaannya.
Pelatihan akan berpengaruh positif pada kemampuan karyawan menyelesaikan tugas-tugasnya, apalagi jika berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Kemampuan melakukan tugas-tugas sulit tentu memberi kepuasan kerja dan ini besar pengaruhnya terhadap keberhasilan karyawan dalam menjalankan kerja dan karirnya. Maka kesempatan pelatihan yang diberikan pada karyawan menciptakan hubungan baik antara karyawan dengan pimpinan, karena karyawan merasa diberi peluang untuk maju.
Semakin baik kualitas pelatihan yang dilakukan, maka akan meningkatkan motivasi karyawan baik saat mengikuti pelatihan maupun setelah selesai mengikuti pelatihan. Motivasi dapat meningkatkan kesiapan karyawan untuk menghadiri kursus pelatihan dan kemudian mentransfer apa yang mereka pahami dari pelatihan dalam pekerjaan mereka. Tanpa bekal pelatihan benar dan tepat, bahkan karyawan yang paling semangat motivasinya dapat menjadi depresi, frustrasi dan tidak produktif.
Pelatihan yang diikuti karyawan akan membantu tugasnya dalam memuaskan pelanggan. Ketika pelanggan puas, maka kinerja dapat diartikan meningkat. Semakin baik kualitas pelatihan maka akan meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan.
Setiap enam bulan sekali penting dilakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang hasil penilaiannya akan dikonversikan menjadi reward kinerja. Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu kepuasan kerja dan motivasi kerja karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka menjadi lebih efektif dan efisien.
Maka bisa disimpulkan korelasi program pelatihan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan. Pelatihan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketika kualitas pelatihan ditingkatkan, maka akan diikuti oleh peningkatan kinerja. Selain itu, program pelatihan juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Persepsi karyawan tentang program pelatihan akan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Selanjutnya, motivasi kerja terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Jika motivasi kerja karyawan meningkat, maka kinerja karyawan meningkat.**