Otomasi akan Mengubah Masa Depan Tenaga Kerja

Posted by

Otomasi akan Mengubah Masa Depan Tenaga Kerja

Otomasi akan membuat beberapa posisi atau jenis pekerjaan dihilangkan, atau diubah perannya. Namun di sisi lain, perusahaan yang tidak menerapkan teknologi akan kalah bersaing dan mengakibatkan turunnya profit.

Kecerdasan buatan atau teknologi Artificial Intelligence (AI) akan membuat semakin banyak orang berinteraksi dengan mesin cerdas. Adopsi teknologi ini menghasilkan analisa data yang lebih akurat, produktivitas yang lebih tinggi, efisiensi biaya, dan aspek keamanan yang lebih baik. Setiap industri baru yang muncul tentu akan memasukkan unsur AI dan robotika yang menawarkan akurasi data dan proses otomasi. Penggunaan Collaborative Robots (Cobots) dalam otomasi terus bertumbuh dan kawasan Asia Pasifik diprediksi menjadi pasar Cobots terbesar di dunia.

World Economic Forum memperkirakan bahwa kehadiran AI akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025. Otomasi akan mengubah masa depan tenaga kerja hampir di setiap sektor yang ada. Jenis pekerjaan apa saja yang bisa tergantikan dan apa yang justru bertambah? Bagaimana perubahan peran tenaga kerja dan keterampilan apa yang dibutuhkan? Sebagai gambaran, berikut ini kami uraikan perubahan terkait tenaga kerja di lima sektor industri, yaitu industri ritel, industri kesehatan, finansial, manufaktur, dan energi.

1. Sektor Ritel

Pangsa pekerjaan manual seperti pengemasan, mengisi ulang rak, kasir dan bagian inventaris akan menurun jumlahnya karena ritel mulai menggunakan teknologi robot dan sensor. Pekerjaan yang tersisa akan cenderung terfokus pada layanan pelanggan, manajemen, dan penerapan teknologi. 

Teknologi robot untuk mengerjakan pengepakan otomatis menyebabkan ribuan PHK di perusahaan seperti Amazon. Mesin ini dapat mengemas barang hampir lima kali lebih cepat daripada manusia. Lalu ada Self-Checkouts (SCO), atau Self-Service Checkouts, yaitu mesin yang menyediakan mekanisme bagi pelanggan untuk menyelesaikan transaksinya sendiri dan mengurangi staf kasir. AI juga telah diadopsi di sektor ritel dengan kemampuan untuk menganalisis dan memprediksi perilaku belanja pelanggan dan merekomendasikan produk berdasarkan pembelian sebelumnya.

Baca juga :  Mengelola Transformasi Digital Dengan Metode Agile

2. Sektor Kesehatan

Meskipun layanan kesehatan akan tumbuh secara keseluruhan, namun permintaan untuk staf pendukung kantor akan menurun karena digantikan otomatisasi yang berkaitan dengan pencatatan dan administrasi. Teknologi AI juga dapat menggantikan peran asisten bagi dokter bedah dan laboratorium farmasi untuk mempercepat penelitian dan penemuan obat baru. Kehadiran mesin juga akan mengambil alih lebih banyak tugas rutin seperti memeriksa dan memantau tanda vital pasien dan peralatan medis. Sementara permintaan untuk tenaga perawat tetap mengalami pertumbuhan karena tetap dibutuhkan untuk pelayanan pasien, pengobatan dan terapi. Jumlah tenaga kerja di level manajemen dan staf IT juga akan bertambah.

3. Sektor Finansial

Bisnis di sektor finansial seperti perbankan dan asuransi kemungkinan besar akan mengalami pergeseran permintaan keterampilan yang signifikan dalam sepuluh tahun ke depan. Teknologi AI akan digunakan dalam manajemen risiko, dan jumlah pekerja seperti teller, akuntan, customer service, input data dan underwriter akan menurun karena otomasi diterapkan. Sementara itu AI juga akan membuka sejumlah kesempatan kerja baru seperti pakar teknologi dan staf profesional lain yang berkaitan dengan hubungan interaksi pelanggan.

4. Sektor Manufaktur

Otomasi dan AI di sektor manufaktur akan meningkatkan kolaborasi manusia-mesin dengan hasil analisa yang lebih baik untuk desain dan pengembangan produk. Kebutuhan tenaga kerja seperti bagian operator, mekanik, perakitan, administrasi, audit, inventaris dan input data akan menurun karena bantuan AI sebagai asisten, robotika atau proses otomasi pekerjaan. Jumlah tenaga kerja  seperti insinyur, manajer, dan eksekutif  pemasaran diharapkan tetap tumbuh disertai dengan permintaan keterampilan komunikasi, negosiasi, manajemen, dan kepemimpinan. Kebutuhan akan keterampilan teknologi akan meningkat seiring semakin banyak  perangkat dan sensor yang terhubung di lingkungan manufaktur. 

Baca juga :  Kartu Prakerja Membuat Pentingnya Reskilling dan Upskilling Tumbuh Menjadi Kesadaran Bersama

5. Sektor Energi dan Pertambangan

Hampir serupa dengan sektor manufaktur, otomasi dan AI akan membuat jumlah pekerjaan manual dan administrasi rutin akan menurun atau rentan untuk dipindahkan. Sumber daya manusia potensial akan dipindahkan ke pekerjaan yang bernilai lebih tinggi, dengan bekal keterampilan sosial dan emosional, serta teknologi.

Maka jelas sekali bahwa teknologi digital dan otomasi akan mengubah masa depan tenaga kerja. Di satu sisi, perusahaan dihadapkan pada pilihan yang berat karena otomasi akan membuat beberapa posisi atau jenis pekerjaan dihilangkan, atau setidaknya diubah perannya. Namun di sisi lain, perusahaan yang tidak menerapkan teknologi akan kehilangan manfaat, kalah bersaing dan mengakibatkan turunnya profit. Justru kondisi ini membuat resiko karyawan untuk diberhentikan jadi lebih besar dan sulit mencari pekerjaan lain. Tempat kerja di masa depan akan dijalankan oleh pekerja yang terampil, yang dibantu oleh perangkat cerdas. Untuk itu, tenaga kerja dituntut untuk:

  • Memahami bagaimana mesin berfungsi dan bagaimana berinteraksi dengannya.
  • Memiliki literasi data untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh mesin untuk menentukan keputusan.
  • Mengembangkan apa yang tidak dapat ditiru oleh mesin, yaitu keterampilan sosial dan emosional seperti kreativitas, kolaborasi, empati dan kepemimpinan.

Oleh karena itu, tenaga kerja memerlukan pelatihan baik itu upskilling maupun reskilling untuk memperoleh wawasan dan keterampilan agar bisa berinteraksi dengan mesin dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Perusahaan harus meningkatkan kapasitas karyawan dengan mengajari mereka keterampilan baru atau keterampilan yang berbeda, serta mempekerjakan karyawan tingkat pemula dengan tujuan melatih mereka dalam keterampilan baru yang dibutuhkan. Dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil, adaptif dan dilengkapi dengan keahlian teknologi serta soft-skill, akan membuat industri kita modern dan kompetitif dalam persaingan global serta memastikan perekonomian tetap bertumbuh.